Because Life is That Easy

Pernah dulu, kira-kira 2 tahun yang lalu, bersama seorang teman, aku berandai2 menjadi seorang Tuan Tanah ( read: Nyonya Tanah ). Jadi kira-kira begini ceritanya: Aku adalah Tuan Tanah, yang punya lahan luas, yang akan ku gunakan untuk membangun sebuah perumahan.  Saat itu, di kompleks perumahan milikku baru ada 2 rumah yang selesai dibangun. Satu adalah rumah besar yang indah, tapi sepi dan kosong. Rumah yang lain adalah rumah kecil sederhana namun hangat. Kedua rumah itu adalah milikku, aku menghuni keduanya meskipun tidak dalam waktu bersamaan. Aku lebih sering berada dirumah kecilku yang nyaman, namun aku lebih senang berada di rumah besarku yang indah, meski disana dingin dan sepi. Setahun pun berlalu dengan cepat. Aku memutuskan untuk pindah ke rumah besarku dan meninggalkan rumah kecilku yang nyaman. Aku memilih diam dalam hening, daripada menjadi hangat namun berpura-pura. Aku bahagia tinggal sendirian di rumahku yang besar, sementara rumah kecilku sekarang telah menjadi

Ya Allah, diantara semua kelemahan ini, hanya kepada Engkau aku mengadu.. Ketika tangisku tak lagi terbendung, ketika putus asa mulai menggerogoti jiwaku.. Aku lemah tanpamu, aku hilang daya, dan kau sendiri di sini.. Masalah ini datang bertubi padaku, tanpa memberi aku sedikit ruang untuk bernafas, menyesakkan jiwa.. Izinkan aku pulang padaMu, izinkan aku berada dalam rangkulanMu.. Saat ini aku lelah tak berdaya, dan menyadari bahwa hanya ada Engkau yang ada, selalu ada.. Ya Allah, ampuni aku atas khilaf yang selama ini ku perbuat, maafkan aku jika seringkali aku jauh, seringkali salah, dan mengabaikan.. Bahkan tangisan pun tak bisa meredakan semua ini.. Aku butuh Engkau.. Berilah aku jalan menghadapi semuanya.. Bantulah aku kuat menghadapi ini.. Temani aku dikala aku sendiri..

Biarkan aku melihat bintang-bintang itu bersinar terang malam ini, meski aku tak mampu menjelaskan rasi bintang apa yang sedang tersaji di langit di atas kepalaku.. aku hanya bisa tersenyum simpul, mengingat dan merekam memori bintang ini di kepalaku.. satu hal yang tidak dapat ku temukan di Jakarta, dan hanya bisa ku temukan di sini. Padang. Bersama papa, pergi ke fotokopian, malam2.. Pulangnya makan martabak mesir.. nyummi ^^

kunang-kunang itu pergi meninggalkan kita, sayang..  dan sungguh, sekarang aku takut, karena hanya ada gelap di sekeliling kita.. Lebih takut lagi karena aku tak bisa merengkuhmu erat, terlalu gelap hingga aku tak bisa melihatmu.. aku tau kita berdua, tapi tetap saja aku merasa sendiri, terlalu gelap.. seribu kunang-kunang pergi meninggalkan kita digantikan mata merah kelelawar.. dan sungguh, aku membutuhkanmu malam ini.. saat2 lagi galau.. ^^

melihat wajahmu malam ini, dalam siluet gelap.. dalam remang cahaya senja.. ada kamu di sana ada cinta di sosok itu  kembali senja ini, kita arungi nasib, mengais rindu yang berserakan.. kembali kamu bercerita tentang apa saja.. dan aku di sini mendengarkan, tertegun, sambil menatap matamu yang berbinar dan merasakan hangatnya tatapan mu.. Suatu sore, di atas kereta api menuju Parungpanjang

Kepulangan ke Padang, selalau jadi moment yang ku tunggu2 sepanjang tahun.. yah, walopun pada dasarnya aku rutin pulang 2 kali setahun.. Dan kali ini adalah kepulanganku yang paling singkat, hanya 6 hari :( tapi y gpp, kan yang penting dinikmati :) Sejak kemarin dan hari ini, aku ikut Joging bersama Papaku di flyOver deket rumah. Suasana pagi yang hening, remang, dan hangat, menimbulkan kegairahan tersendiri bagiku. Selain karena aku udah lama ga joging, tapi karena pagi ini aku melakukannya di kota yang aku cinta.. :* Udah cukup kali y pembukaannya, langsung lah kita pada topik utama di atas.. #kembali formal fakta baru yang saya temukan adalah, ternyata papa saya adalah ketua geng..