Jujur, aku gamang..



yuk mari ngelantur..
this day is friday, in the middle of the noon, i'm sitting on the chair, looking the sky..
Langit Jakarta muram sekali, penuh gumpalan-gumpalan awan berwarna abu-abu. keadaan yang abstrak menurut saya. Lirih terdengar senandung ayat suci yang dikumandangkan dari mesjid sekitar untuk sekedar mengingatkan bahwa kewajiban menunaikan Salat Jumat harus segera ditunaikan.

Tuhan, aku ada karena inginmu..Kisahku, hidupku, adalah skenario untukku..Sebagai pelakon, sudahkah aku mematuhi aturanmu?Tidakkah peranku mengecewakanmu?
Sepenggal kisah telah terukir di sini, di sebuah gang kecil di timur Jakarta. Aku telah ikut memadat-madati ibukota ini selama 4 tahun terakhir. Dan tak lama lagi aku akan meninggalkannya, menuju kisah hidup yang baru. Cerita baru yang mungkin tak kalah seru.

Namun, sejujurnya aku gamang. Masa depan yang masih ada di balik awan seakan menerorku. Akankah bisa ku jalani dengan baik, atau akan berjalan tanpa arah. Aku punya banyak rencana, banyak mimpi, banyak harapan. Semuanya akan terwujud, jika dan hanya jika kegamangan ini dapat ku atasi.

Dulu, ketika aku masih bisa bersandar kepada bahu para sahabat, hidup ini terasa sangat ringan dan menyenangkan. Tapi aku baru sadar sekarang, bahwa aku tak belajar bagaimana caranya untuk bersandar pada bahuku sendiri dan berdiri dengan kemampuanku saja.

Seperti apa masa depan itu? Seperti apa seorang Farah nantinya?
Jawaban pertama mungkin belum bisa ku jawab sekarang, tapi jawaban pertanyaan kedua sepertinya sudah bisa ku tebak. Karena saya sekarang dan nanti tetaplah menjadi seorang yang gamang.

Tentang kedewasaan yang memberi arti bagi waktu adalah beban berat yang harus terus ku jadikan cambukan bagi hidupku. Sebuah pesan indah dan tulus dari seorang sahabat.



Comments

  1. jalani aja deq,, dan waktu itu yang akan mendewasakan kita,,,,

    hadeuhhh dan aku juga tau kapan aku dewasanya
    benturan2 hidup dalam waktu ini belum juga mendewasakan kuw,,,

    dan dengan sok bijaknya mengambil kata dari mario teguh kemaren malam

    berubahlah dari galau menjadi wisdom,,, wisdom dengan cara kuw,,, dan tak ada yg salah ataupun benar,,,semuanya adalah pembelajaran

    kata steve jobs: tetaplah bodoh dan lapar

    ReplyDelete
  2. masi in progress kak ekaa...
    sekarang jadi pengangguran pun ternyata bikin beban batin..hehe

    kayaknya 'dewasa' itu orang lain yang menilai, bukan diri sendiri.. ;)
    biarkan mereka menilai, dan tetaplah kita apa adanya :D

    mang steve jobs bilang gitu?
    wew, aq ga mau ah.. maunya pintar dan kenyang..
    amiiiiin :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Keluarga ini Membuatku Berarti

Sastra

Seuntai kata (3)