Menunggu Jadwal Susu Anakku

Jadi ibu adalah impian terbesar hampir semua wanita, tak terkecuali aku. Dua garis merah di tespack 9 bulan yang lalu hampir dipastikan menjadi tiketku menjadi seorang Ibu. Sekarang pada hari kamis, 8 Januari 2015 pukul 22.40 Wib, aku adalah seorang ibu yang sedang menunggu jadwal minum susu anakku.

Si bayi, bernama Nawalani Qotrunnada Hsb. Seorang gadis bersuku jambak minangkabau dan bermarga Hasibuan.

Baby Girl
Nawa lahir hari rabu, 3 Desember 2014 pukul 13.10 wib. Sudah terlambat 9 hari dari perkiraan lahir yang diberikan dokter. Semaua orang panik karena dedek bayinya belum ada tanda-tanda mau keluar dari perutku. Sudah ada wacana untuk segera diinduksi saja, namun Suamiku suruh tunggu dulu, pun dia masih ada di Jakarta belum bisa pulang ke padang secepatnya.

Jadi ceritanya selama hamil si calon bapak ini suka ngobrol sama dedek bayi, bilang kalau suruh tunggu ayah dateng dulu, soalnya ayah mau liat dedek bayi lahir. Nah, pada tanggal 2 Desember 2014 akhirnya suami nyampe di Padang. Begitu sampe di rumah, si calon bapak ini ngobrol lagi sama dedek bayi, bilang "Nak, Ayah udah pulang, yuk keluar, Ayah pengen ketemu"

Entah kebetulan atau enggak, keesokan harinya, jam 4 subuh, ketubanku pecah. Si dedek bayi nurut sama ayahnya. ^^
Jam 6 Pagi, aku langsung lapor mama+papa kalo ketubannya udah pecah. Mama dan Papa langsung panik aja, padahal aku dan suami masing anteng..hhehehe.. Mama yang bidan aja tetiba semacam hilang ingatan gitu, gak ngerti aku harus diapain.. diperiksa pun gak..hehehe
Jam 9 Pagi akhirnya kami bertolak ke Puskesmas Lubuk Buaya, tempat aku akan melahirkan. Diperiksa sama bidan puskesmas, ternyata udah bukaan 3. Perkiraannya, 7 jam lagi baru pembukaan penuh, sekitar jam 4 sore.
Jadilah diruang kelahiran, ditemani suami siaga, aku menghadapi kontraksi demi kontraksi. Sensasinya bener-bener gak terbayangkan..hehe.. Lengan suami tercinta ampe lecet-lecet dan memar gegara tiap kali kontraksi dateng aku ngeremas lengannya, sampe nyakar2..  (Maafkan istrimu ini ya Mas)

Jam12 siang, bidannya dateng lagi, periksa udah bukaan berapa.. Eh ternyata udah mau  penuh. Bidannya kaget. Si dedek kayaknya udah kebelet banget pengen ketemu ayahnya.
Jam 13.10 akhirnya dedek bayi lahir dengan selamat. Alhamdulillah ^^

Dengan demikian, lengkaplah aku menjadi seorang ibu saat itu.
Barulah aku tau kalo menjadi Ibu berarti aku telah memiliki tanggung jawab besar. Baik buruknya anakku kelak, bermuara dari aku.
Seketika aku dihadapkan pada kehidupan "dewasa dan matang".
Seorang Ibu harus sedia setiap saat untuk anaknya, ketika dia lapar, ketika dia buang air, ketika dia tidak nyaman, dan ketika dia hanya ingin dipeluk aku. Namun, lebih sering aku bingung dan panik karena tidak bisa memahami arti tangisan bayi cantikku itu.

Beberapa kali aku menangis kelelahan, lelah mental lebih tepatnya. Selama ini, euforia menjadi ibu sangat menyenangkan, tapi aku malah kurang mempersiapkan mental untuk menghadapi masa transisi seperti saat ini.Kondisi badan yang belum pulih pasca melahirkan dan kekurangan tidur karena begadang semalaman membuat emosi kurang stabil, berakhirlah aku dalam tangisan semacam itu. Alhamdulillah, ada suami yang selalu sedia mendukungku, dan bersedia memeluk erat ketika aku bahkan tak bisa memberi alasan mengapa air mataku tiba-tiba mengalir.

Begitulah, seminggu pertama menjadi masa-masa paling sulit buatku.

Sekarang, Umur dedek Nawa sudah 1 Bulan 6 hari, Alhamdulillah, Bundamu ini udah bisa sedikit banyak paham arti tangisanmu, Nak..
Semoga Bunda selalu bisa memasok kebutuhanmu dengan baik Nak, Tumbuhlah besar, Tumbuhlah sehat..

Comments

Popular posts from this blog

Tak Ada Gantinya

15-07-2012