One day in June

Udah lama juga ga buka blog, udah lama ga nulis. Tiba2 jadi kangen :)
Kayaknya sih aku ga punya media lain selain blog ini..hehe Jadi ketika emang lagi ada masalah jadi cenderung disimpen dulu, padahal kalo nyimpennya kelamaan aku biasanya bakalan lupa and ga jadi cerita..
MY LIFE IS TURNING SO FAST THESE DAYS.. 
Sebuah perjalanan panjang yang udah aku jalani tiga tahun ini kandas begitu saja. Kurang bersabar? Mungkin. Kurang berjuang? Lebih Mungkin lagi. Trus kenapa? Kurang Bahagia, lebih tepatnya.

Tulisan terakhir yang aku tulis adalah tentang memiliki hidup. Ada saat dimana aku merasa bahwa kebahagiaan itu makin menjauh saat aku berusaha mati-matian mengejarnya. Aku lalu menyadari bahwa yang benar-benar ku butuhkan sekarang adalah berhenti berlari, istirahat sejenak. Mencoba membujuk hidupku untuk mau berjuang bersamaku mencari titik bahagia, karena sekarang aku sendirian dan aku butuh sang hidup untuk mengarungi kebahagiaan itu. Karena jelas, demi bahagia aku tak ingin sendiri. Minimal hidup.

So, HOW IS LIFE, NOW? 
Titik terendah dalam hidupku udah bisa aku lalui dengan baik. Sendirian dan hidup. Kadang kita ga butuh teman untuk menemani menangis, dan kita tidak boleh mati untuk melanjutkan kehidupan.

Aku seringkali berpikir bahwa semua jalan yang telah ku lalui pada dasarnya akan menempaku menuju sebuah kedewasaan. Namun, semakin tua umurku, makin aku tak tau apakan kedewasaan itu berada dalam titik yang finite. Kalo dia finite, pastilah dari dulu aku tau kapan harus berhenti dan berkata "yak, saya sudah dewasa sekarang". Kedewasaan itu infinite. Tak berujung. Makin banyak masalah, kejadian, makin tak tau aku harus berhenti dimana. Makin lantang aku berteriak putus asa mengharap kedewasaan itu datang padaku.

Yak, mulai ngaco.
Jadi kira-kira begitulah.
Hidup berjalan cepat akhir-akhir ini, udah hampir setahun magang di Jakarta. Kebahagiaan dan Kesedihan berlalu begitu saja. Dan aku masih disini, masih sosok yang sama seperti setahun lalu. Tapi otakku makin ruwet menghadapi arena dewasa yang makin berpacu. Semua orang mencari kebahagiaan disini, masing-masing punya jalannya sendiri, ga perlu berantem dan saling sikut. Karena kebahagiaan itu mirip dengan kedewasaan, infinite.

Comments

  1. Tetap semangat ^_^
    jangan bersedih, luka itu menganga tapi kita bisa menutupnya walau hakikatnya luka itu masih ada.
    saya tahu perasaannya, saya pernah mengalaminya. Ayo berjuang ^_^

    ReplyDelete
  2. wah, makasi mbak komennya, inspriratif :)
    saya juga masih berjalan buat melalui semuanya dgn baik..
    Sama2 Semangat ^_^

    ReplyDelete
  3. Tulisannya memancing untuk komen :)
    Sesungguhnya ke-infinite-an bahagia ada pada satu titik, insya Allah, suatu hari nanti...^^
    Semangat!!

    ReplyDelete
  4. wah, memey udah kena pancinganku..hehe :)
    satu titik?
    dimana me? masih jauhkah?

    Masama semangaaat \(^,^)/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Keluarga ini Membuatku Berarti

Sastra

Seuntai kata (3)